Selasa, 15 Februari 2011

sistem perekonomian indonesia


NAMA             : NUR ARIFAH
KELAS           : 1EB11
NPM                : 28210906
PENGARUH KORUPSI TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI
Pendahuluan.
Selama beberapa damawarsa, dunnia terkesan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai Negara – Negara korup . Korupsi dianggap tidak berkolerasi dengan pertumbuhan ekonomi dan investasi.Sebab justru Negara – Negara korup yang pada dasawarsa 90-an menjadi Negara tujuan investasi utama antara lain Cina,Indonesia,Vietnam,Eropa Timur,dan Negara – Negara Eropa latin.Di kalangan pengusaha juga ada mitos bahwa menyogok pejabat adalah tindakan yang secara normative merupakan keharusan ,demi efektivitas, demi daya saing terhadap competitor.Mana bias dapat proyek kalau tak mau berkorban sesuatu? .Tapi kini terbukti bahwa korupsi yang menyebabkan high cost economy dan kesulitan pengendalian jumlah uang beredar menjadi factor penyebab terpenting dari krisis ekonomi.
Isi .
Bagaimana kaitan antara korupsi dan pertumbuhan ekonomi ??
Bank dunia dalam World Development Report (1997) menunjukkan bahwa upaya menekan tingkat korupsi sangat menguntungkan bagi daya saing perekonomian suatu Negara.masalah korupsi,menurut bank dunia,memiliki kaitan erat dengan daya saing investasi.Bank dunia memakai empat kategori mengenai kaitan investasi dan korupsi serta tingkat kepastian (prediktabilitas)
1.    Ternyata di Negara dengan tingkat korupsi tinggi dan tingkat prediktabilitas rendah ,nilai investasi bruto terhadap Produk Domestik Bruto ( PDB) hanya 12,3 persen.
2.    Negara – Negara dengan korupsi tinggi tapi prediktabilitasnya juga tinggi memperoleh tingkat investasi terhadap PD yang lebih baik yakni,19,5 persen
3.    Negara dengan tinbgkat korupsi rendah dan tingkat prediktabilitas rendah mencatat rasio investasi terhadap PDB lebih baik yakni 2q,3 persen
4.    Rasio serupa di Negara dengan tingkat korupsi rendah dan prediktabilitas tinggi mencapai 28,5 persen
Dengan riset itu ,Bank Dunia mencoba mematahkan kesalahan aksioma yang tumbuh subur dikalangan bisnis,bahwa uang suap   merupakan minyak pelumas terhadap kelancaran praktik  bisnis .Nyatanya,menurut riset bank dunia terhadap kalngan bisnis di 69 negara,prediktibilitas bisnis tetap tinggi pada situasi dimasa korupsi ada pada titik rendah.
Yang jelas,paranya tingkat korupsi dapat mengganggu upaya peningkatan daya saing perekonomian menghadapi liberalisasi perekonomian global. Korupsi baik pada proyek pemerintah maupun swasta berkorelasi negative terhadap efisiensi. Proyek pemerintah dibidang infrastruktur yang pelaksanaannya tidak di tentukan melalui tender terbuka ,memiliki kemungkinan besar   untuk mngalami degradasi kualitas yang berdampak langsung pada umur ekonomis. Tentu saja itu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
DAMPAK DARI KORUPSI
Menurut presiden Bank Dunia ,James D wolfensohn,korupsi memiliki dampak besar terhadap situasi ekonomi dan sosial suatu Negara . Korupsimmenghambat pertumbuhan Ekonomi ,menghambat pemerataan sosial-ekonomi ,menyebabkan lemahnya fundamental ekonomi dan mempengaruhi tabungan dalam negeri. Secara politik korupsi juga dapat menjadi pemicu instibilitas yang serius.
Lebih dari itu korupsi juga menyerupai mekanisme subsidi dari kalangan msyarakat miskin kepada strata diatasnya. Potential Loss yang diderita perekonomian sebuah Negara akibat korupsi ,dinilai memiliki pengaruh terhdap pertumbuhan ketersediaan lapangan kerja dan poenerimaan pajak.jadi, akibat merebaknya korupsi ,bias saja pengangguran semakin sulit diselesaikan pajak progesif sebagai skema re-distribusi pendapatan, juga bias menjadi amburadul.
Menurut Masood Ahmed ,direktur pengurangan kemiskinan dan manajemen Bank Dunia, bahwa korupsi merupakan perintang utama pertumbuhan ekonomi dinegara Negara miskin.Korupsi membuat  para investor menyingkir. Bila korupsi dibiarkan, maka penduduk miskinlah yang harus membayar dengan harga tertinggi.
Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa institusi:
1.    Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)
2.    Komisi pemberantasan korupsi
3.    Kepolisian
4.    Kejaksaan
5.    BPKp
6.    Lembaga non – pemerintah : Media massa Organisasi massa(mis: ICW)
Beberapa sebab terjadinya korupsi

1.    Peninggalan pemerintah koloni
2.    Kemiskinan dan ketidaksamaan
3.    Gaji yang rendah
4.    Persepsi yang popular
5.    Pengaturan yang bertele tele
6.    Pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya
7.    Kelemahan moral


Upaya penanggulangan korupsi.

Korupsi tidak dapat dibiarkan berjalan begitu saja kalau suatu negara ingin
mencapai tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus, maka akan
terbiasa dan menjadi subur dan akan menimbulkan sikap mental pejabat yang selalu
mencari jalan pintas yang mudah dan menghalalkan segala cara (the end justifies
the means). Untuk itu, korupsi perlu ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung
jawab.

Ada beberapa upaya penggulangan korupsi yang ditawarkan para ahli yang
masing-masing memandang dari berbagai segi dan pandangan.
Caiden (dalam Soerjono, 1980) memberikan langkah-langkah untuk
menanggulangi korupsi sebagai berikut :

1.    Membenarkan transaksi yang dahulunya dilarang dengan menentukan sejumlah
pembayaran tertentu.
2.    Membuat struktur baru yang mendasarkan bagaimana keputusan dibuat.
3.     Melakukan perubahan organisasi yang akan mempermudah masalah
pengawasan dan pencegahan kekuasaan yang terpusat, rotasi penugasan,
wewenang yang saling tindih organisasi yang sama, birokrasi yang saling
bersaing, dan penunjukan instansi pengawas adalah saran-saran yang secara
jelas diketemukan untuk mengurangi kesempatan korupsi.
4.    Bagaimana dorongan untuk korupsi dapat dikurangi ? dengan jalan
meningkatkan ancaman.
5.    Korupsi adalah persoalan nilai. Nampaknya tidak mungkin keseluruhan korupsi
dibatasi, tetapi memang harus ditekan seminimum mungkin, agar beban
korupsi organisasional maupun korupsi sestimik tidak terlalu besar sekiranya
ada sesuatu pembaharuan struktural, barangkali mungkin untuk mengurangi
kesempatan dan dorongan untuk korupsi dengan adanya perubahan organisasi.

Penutup.

Korupsi memang merupakan persoalan yang multi-facet. Seseorang atau sekelompok orang dapat saja berpendapat bahwa praktek korupsi membuat mereka lebih baik secara ekonomi, namun dampak korupsi secara keseluruhan terhadap pembangunan ekonomi adalah negatif.
Beberapa riset yang terukur telah memberikan bukti bahwa negara-negara korup berada pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Korupsi membuat investasi domestik menjadi berkurang, menurunkan investasi asing, menggelembungkan pengeluaran pemerintah dan mendistorsi komposisi pengeluarannya untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, sehingga preferensi masyarakat yang tercermin dari jasa publik yang diinginkannya tidak terpenuhi.



Sumber: Indra Ismawan,Dimensi krisi ekonomi Indonesia
M.dawam raharjo ,Perekonomian indonesia             
Saleh Wantjik. Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar