Rabu, 16 November 2011

Kota Jogja


MEMBACA YOGYA LEWAT MASJID KOTA GEDHE


Masjid tertua di Jogja yang disebut sebagai Masjid besar mataram ini dibangun sekitar tahun 1640 oleh Raja Matram sultan Agung Hanyakrakusuma. Masyarakat disekitarnya masih mempergunakan masjid untuk tempat ibadah ,bahkan pada saat saat tertentu digunakan untuk perhelatan pernikahan.Masjid Kota gedhe memiliki peran yang cukup penting dalam penyebaran agama islam di Mataram.Sultan Agung dikenal sebagai Raja Mataram yang patuh dalam memeluk agama Islam dan berperan penting dalam menyebarkan Agama Islam.Sultan Agung mendorong Proses Islamisasi Tradisi kebudayaan Jawa dengan memperbarui tata hukum yang disesuaikan dengan hukum Islam. Para Ulama pada saat itu diberi peranan dalam hukum Kerajaan. Dikembangkan juga kesustraan Islam pada masa pemerintahan.

Kotaghede terletak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.Memasuki Kotagedhe melalui Gedong Kuning,setelah melewati gapura,wisatawan akan melewati jalan kecil diapit oleh bangunan kuno yang berjejer diantara ruas jalan. Selain kondang dengan peraknya ,Kotagedhe merupakan kota tua karena banyak peninggalan berupa bangunan kuno yang berjumlah sekitar 1700,yang didirikan 1700-1930 . Sayangnya gempa Yogya membuat beberapa bangunan Jogja rusak.

Seperti pada umumnya masjid di Jawa pada tempo dulu disekeliling masjid  terdapat semacam parit dengan air yang menggenang. Maksud dibangun parit ini adalah agar saat orang memasuki masjid ,kaki terbasuh dan dalam keadaan bersih. Terdapat perbedaan antara bangunan yang didirikan Sultan Agung,karena membangun atap masjid dengan kayu .Sebuah bedug tua berwarna kuning dilengkapi 
kentongnya terletak diserambi masjid.


Memasuki bangunan inti masjid ,terdapat mimbar berbentuk kayu berukir untuk khutbah,sementara dibelakangnya terdapat tempat imam memimpin solat.Mimbar kuno berukir indah ini konon merupakan hadiah dari Adipati Palembang kepada Sultan Agung. Saat ini mimbar tidak di gunkan untuk menjaga agar tidak rusak.

Yang lebih Uniknya lagi para pengunjung diwajibkan mengenakan pakaian adat jawa dan membaca tahlil sebelum membuka makam.Terdapat sekitar 720 makam di tempat ini,diantaranya terdapat bangunan utama yang menjadi tempat dimakamkannya keluarga bear kerajaan.

Membaca Yogyakarta adalah upaya ,memahami teks Buday Islam – jawa yang mewujudkan dalam berbagai bentuk.Salah satunya Masjid Kotagedhe.

Dutip dari Majlah Sharing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar